Article Detail

Melirik Gerakan Literasi di SMA Santo Yosef Lahat

Konsep masyarakat informasi ditandai dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan informasi, sedangkan teknologi informasi menjadi alat bantu untuk mendapatkan informasi baru melalui media sosial maupun media teknologi.  Perpustakaan didirikan juga mempunyai  tujuan untuk memberikan kemudahan akses informasi bagi pemustaka atau masyarakat pengguna. Layanan perpustakaan diharapkan juga mampu memberikan layanan informasi yang dibutuhkan, sehingga pada akhirnya perpustakaan juga harus selalu berkembang mengikuti perkembangan zaman dengan membuat program dan pelaksanaan  yang menyesuaikan dengan tuntunan zaman yaitu Perpustakaan sebagai wadah untuk membudayakan masyarakat yang literasi atau melek informasi.

Rendahnya minat baca siswa juga dikarenakan tidak adanya dorongan melalui kegiatan baca tulis dari orang tua maupun sekolah. Kurikulum saat ini  sudah padat dengan materi dan tugas-tugas yang membuat para siswa enggan untuk mencari informasi lain selain pelajaran, namun yang tak kalah menyedihkan saat ini informasi yang di dapat dari media sosial melalui media teknologi yang bisa diakses bebas dan fasilitas teknologi itu hampir  dimiliki oleh setiap orang.  Gerakan literasi ini memilki tujuan agar masyarakat sekolah khususnya memiliki kemampuan menggunakan informasi dengan benar dalam proses belajar, membiasakan membaca buku non pelajaran, membentuk siswa berpikir ilmiah, kritis, dan kreatif di tengah limpahan informasi, serta   membuat keputusan yang tepat dalam konteks belajar di rumah maupun di sekolah.

Untuk mengadakan pojok buku per-kelas yang direkomendasikan oleh pemerintah bukanlah hal yang mudah dengan kondisi SDM perpustakaan yang hanya satu orang. Pojok buku memiliki tujuan untuk membiasakan dan membudayakan membaca dengan durasi waktu 15 menit setiap hari sebelum belajar.  Untuk mencari solusi agar budaya membaca ini juga dapat dilaksanakan maka pengelola Perpustakaan membuat program hari perpustakaan bekerjasama dengan guru Bahasa Indonesia. Pelaksanaan hari perpustakaan (Library Day ) di SMA Santo Yosef mulai dilaksanakan awal Tahun pelajaran 2016/2017 dengan  jenis kegiatan setiap kelas memiliki jadual wajib  membaca minimal satu buku  dan membuat resensi buku yang telah dibacanya.  Jadwal siswa ke perpustakaan dilaksanakan bekerjasama dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia  pada setiap akhir bulan selama 2 jam pelajaran.  Sedangkan resensi buku dikumpulkan pada minggu ke tiga bulan berikutnya langsung ke perpustakaan. Tenggang waktu tiga minggu bertujuan buku sudah selesai dibaca.

Tema buku yang dibaca ataupun diresensi untuk tahap awal disiapkan oleh pengelola perpustakaan dengan tujuan menyiapkan bacaan yang menarik dan menyesuaikan dengan kegemaran siswa. Untuk saat ini tema sudah dibebaskan sesuai dengan keinginan siswa. Disamping meresensi buku,  siswa juga diajak untuk meresensi berita dari surat kabar, majalah, ataupun tabloid.

Setelah beberapa bulan berproses, maka dapatkan disimpulkan bahwa gerakan Library Day ini mampu menggerakkan budaya membaca siswa. Banyak siswa yang antusias menceritakan buku yang dibaca ke teman-temannya ataupun ke pengelola perpustakaan. Efek dari itu semua mereka juga menuntut perpustakaan untuk selalu menggalang  koleksi perpustakaan terbaru dan isinya juga menyesuaikan  arus informasi saat ini (up to date).

Tujuan Perpustakaan sebagai pusat informasi, pusat belajar, dan proses pembelajaran sepanjang hayat bisa terlaksana dan berkelanjutan apabila didukung oleh berbagai faKtor penentu antara lain pengelola perpustakaan/pustakawan yang loyal dan berkeinginan untuk selalu belajar dan Pimpinan/atasan/lembaga penyelenggara  yang peduli akan fungsi  dan pemanfaatan perpustakaan sesuai dengan tujuannya.  Literasi informasi sangat penting di abad informasi ini, maka  kita semua harus mau ikut terlibat didalamnya dan berjuang untuk menjadi masyarakat yang literasi.

Salam Perpustakaan ( Tini )

 

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment