Article Detail

MEMBENTUK KARAKTER CINTA ALAM DAN LINGKUNGAN

Lingkungan yang sejuk sangat berpengaruh bagi kinerja otak manusia. Oleh sebab itu, SMA Santo Yosef sangat menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Harapannya, siswa-siswi juga dapat menjaga lingkungan sekolah dan lingkungan tempat tinggal mereka.

Lingkungan yang bersih dan asri diwujudkan SMA Santo Yosef dengan  menanam pohon di pekarangan sekolah. SMA Santo Yosef memiliki lapangan rumput hijau yang digunakan sebagai sarana olahraga dan sebagai resapan air serta terdapat beragam jenis tanaman hias di taman-taman kecil di halaman depan tiap kelas. Dalam mewujudkan kebersihan, SMA Santo Yosef juga menyediakan washtafle untuk mencuci tangan yang berada di antara kelas-kelas.

Agar siswa-siswi dapat mewujudkan harapan SMA Santo Yosef untuk menjaga kebersihan dan lingkungan yang asri, Jumat (18/12/2015) lalu siswa-siswi kelas X mendapat materi pembinaan tentang Keadilan, Perdamaian, dan Keutuhan Ciptaan (KPKC) yang berkaitan langsung dengan lingkungan hidup, yang disampaikan oleh Ibu Silvi dan Bapak Ir. Ignatius Sukino.

Pembinaan yang termasuk dalam salah satu program tahunan waka. kesiswaan tersebut mengangkat tema ‘Menjadi Manusia Yang Berkualitas,’ yaitu manusia yang memiliki kesadaran dalam seluruh perilakunya, bukan hanya sekadar terampil atau terlatih.

Ibu Silvi dalam pemaparannya menuturkan bahwa ciri-ciri manusia berkualitas adalah manusia yang dapat mengolah kelemahan, mempunyai kemampuan olah hati untuk menjadi manusia bermartabat serta olah pikir supaya kepandaiannya dipakai untuk memelihara alam. “Kita sebagai manusia yang paling tinggi derajatnya seharusnya memiliki kemauan untuk menjaga dan merawat bumi, caranya dengan  berguru serta belajar dari alam,” kata beliau.

Berkait masalah alam, siswa-siswi kelas X juga diberi penjelasan tentang  tujuh kesadaran baru hidup ekologis, yaitu berkualitas, sederhana, hemat, peduli, semangat berbagi, bermakna, serta harapan.

Dari tujuh kesadaran hidup ekologis tersebut, Bapak Ir. Ignatius Sukino memberi penekanan pada perilaku hemat. Menurut beliau, hemat berarti tidak menggunakan segala sesuatu secara berlebihan. “Pepatah mengatakan hemat pangkal kaya, sebenarnya pepatah tersebut kurang tepat, yang benar adalah hemat pangkal selamat,” tandas beliau. Maksudnya adalah dengan menghemat segala sesuatu termasuk alam, maka kita dapat selamat dari bencana alam yang disebabkan oleh ulah kita sendiri.

          Setelah memberikan pembinaan, kedua narasumber, Bapak Ir. Ignatius Sukino dan Ibu Silvi berharap agar siswa-sisiwi dapat memahami dan menjaga keselarasan dan keseimbangan ekosistem, karena bagaimana pun bumilah yang sebenarnya menjaga dan merawat kita. Hendaknya kita dapat menjaga serta merawat bumi serta melestarikannya. **

 

Bintang Kasih Ana Manalu

Rasmauli Aprianita Nainggolan(XC & XD)

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment