Article Detail

Melangkah Pasti, Melampaui Mimpi; Pelepasan Peserta Didik SMA Santo Yosef Lahat


Sukacita menyelimuti Pengumuman Pelepasan dan Perpisahan Peserta didik Kelas XII SMA Santo Yosef pada Senin, 5 Mei 2025. Tawa dan tangis bahagia pun tak jarang terlihat pada wajah-wajah para orang tua tatkala menyaksikan video kilas balik yang menampilkan kilas balik anak-anak mereka bersekolah di SMA Santo Yosef Lahat. Menyaksikan putra-putri mereka berkembang selama tiga tahun di SMA Santo Yosef Lahat.   

 

Prosesi pelepasan yang bertajuk “Melangkah Pasti, Melampaui Mimpi” itu bukan sekadar perayaan kelulusan dan pelepasan biasa. Di balik tangis bahagia, dan sukacita, terdapat makna mendalam tentang pertumbuhan, perkembangan dan harapan masa depan dari tiap rentetan acara pelepasan dan perpisahan. 

 

Beberapa momen simbolik yang menyentuh dilaksanakan dalam Pengumuman Kelulusan dan Pelepasan Peserta didik kelas XII SMA Santo Yosef Lahat, antara lain pemberian tunas kelapa dari orang tua kepada sekolah, dan pemberian seragam dari orang tua ke sekolah. Pada simbolisasi pemberian tunas kelapa dari perwakilan orang tua kepada sekolah yang diwakilkan oleh kepala sekolah SMA Santo Yosef Lahat. Pemilihan tunas kelapa dipilih bukan tanpa alasan. Melambangkan kehidupan baru yang tumbuh dari masa remaja menuju kedewasaan.

 

Petrus Chanel Dananjaya, S.Pd., Gr., M.Pd., selaku kepala sekolah, dalam wawancara, menegaskan bahwa seperti halnya tunas kelapa yang mampu tumbuh di berbagai tempat, anak-anak lulusan SMA Santo Yosef diharapkan mampu beradaptasi dan berkembang di manapun mereka berada. “Harapan kami, mereka akan menjadi pribadi yang tahan banting, kokoh, dan memberi manfaat seperti pohon kelapa. Tidak hanya selesai dari sekolah, tapi juga siap untuk hidup,” ungkapnya.

 

Selain itu prosesi penyerahan seragam sekolah dari sekolah kembali ke orang tua juga turut menambah suasana haru. Perwakilan peserta didik SMA kelas XII menyerahkan seragam kepada kepala sekolah, yang kemudian dikembalikan kepada orang tua mereka. Ritual ini menyimbolkan akhir dari proses pembinaan dan pendampingan selama tiga tahun di SMA Santo Yosef. “Anak-anak ini dulu datang dan mempercayakan dirinya kepada kami untuk dibina. Sekarang, setelah mereka tumbuh dan siap, kami kembalikan lagi kepada orang tua dengan penuh bangga,” ujar kepala sekolah. 

 

Pada akhir acara, para peserta didik berjalan menuju lapangan bersama orang tua dan wali mereka untuk mengikuti perayaan Celebration  terakhir mereka sebagai peserta didik SMA Santo Yosef Lahat. Pada perayaan Celebration, para peserta didik diminta untuk membakar selembar kertas yang berisikan pengalaman buruk, kebiasaan buruk selama masa SMA, lalu membakarnya bersama-sama. Momen itu menjadi simbol pembebasan dan transformasi—sebuah upaya melepas beban lama untuk menyambut hidup baru.“Dengan membakar kertas itu, harapannya mereka pun bisa membakar kebiasaan dan pengalaman buruk, lalu menjadi pribadi yang baru. Seperti tunas kelapa tadi: tumbuh untuk masa depan yang lebih baik,” jelas kepala sekolah. 

 

Pada akhir wawancara, kepala sekolah memberikan harapan besarnya pada para peserta didik SMA Santo Yosef Lahat kelas XII angkatan 2025. Ia berharap para alumni bisa mencapai cita-cita mereka—baik melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi maupun langsung berkarya di dunia kerja. “Semoga apa yang telah mereka perjuangkan selama ini membuahkan hasil. Kami percaya, anak-anak ini bisa menjadi pribadi yang lebih baik.” tuturny

 


Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment