Article Detail

SMA SANTO YOSEF PERSIAPKAN SISWA-SISWI HADAPI DUNIA SETELAH SMA

SMA Santo Yosef Lahat mengakhiri semester gasal dengan memberikan pembinaan bagi siswa-siswi. Khusus bagi siswa-siswi kelas XII yang tidak lama lagi akan melanjutkan pendidikan ke bangku universitas, mereka mendapat materi tentang dunia setelah SMA. Materi ini diberikan dengan maksud untuk memberikan kesempatan kepada siswa-siswi kelas XII mendapat informasi berkait dunia setelah SMA dari narasumber terpercaya.

Waka. Kesiswaan dan Humas SMA Santo Yosef menghadirkan alumni sebagai narasumber. Beliau adalah Agung Pribadi, SE., M.Si. salah satu alumni SMA Santo Yosef tahun 1986.  Saat ini beliau menjabat sebagai Kepala Bagian Administrasi SDA Sekretariat Daerah Pemkab Lahat dan juga aktif mengajar sebagai dosen di STIE Serelo Lahat.

Dalam pemaparannya di hadapan para siswa, Bapak Agung Pribadi banyak bercerita tentang pengalamannya semasa SMA. Beliau mengisahkan bahwa semasa SMA, beliau bukanlah siswa yang termasuk dalam deretan siswa berprestasi. Justru sebaliknya, beliau termasuk salah satu siswa yang sulit menaati peraturan sekolah.  Namun demikian, satu hal yang membuat beliau bersyukur pernah menjadi bagian dari SMA Santo Yosef adalah budaya disiplin yang ditanamkan kepada para siswa. “Satu hal yang saya rasakan dampaknya sampai sekarang dari pendidikan Santo Yosef adalah budaya disiplin” katanya.

Bapak Agung Pribadi selanjutnya berbagi cerita tentang pengalamannya selama menempuh pendidikan S1 Fakultas Ekonomi Bandar Lampung tahun 1991 dan Program Pascasarjana di Fakultas Ekonomi  Universitas Sriwijaya pada tahun 2003. Menurutnya, keberhasilannya meraih titel S2 tidak terlepas dari budaya disiplin yang ia hidupi sampai saat ini. “Disiplin dalam membagi waktu merupakan kunci, jika ingin sukses dalam belajar, apalagi jika kondisi Anda seperti saya dulu, kondisi perekenomian keluarga yang pas-pasan memaksa saya kuliah sambil bekerja, jika tidak disiplin dalam mengatur waktu tentu salah satu dari dua rutinitas tersebut akan terhambat,” katanya menjelaskan.

Siswa-siswi yang mengikuti pemaparan Bapak Agung Pribadi pun tampak antusias. Kesempatan bertanya yang diberikan tidak mereka sia-siakan. Salah satunya siswi bernama Christina Vivid Handayani, yang mengaku sudah mendapat tawaran dua beasiswa, namun dirinya merasa bingung karena kedua lembaga yang menawarkan beasiswa tersebut, nantinya menawarkan pekerjaan yang tidak sesuai dengan passionnya.

Bapak Agung Pribadi menanggapi pertanyaan tersebut dengan mengatakan bahwa pada akhirnya cita-cita harus menyesuaikan dengan kondisi perekonomian keluarga dan peluang kerja setelah menyelesaikan pendidikan. “Satu yang pasti bahwa kondisi perekonomian keluarga juga perlu diperhatikan ketika menentukan langkah melanjutkan pendidikan,” katanya. (WL)

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment