Article Detail

Berbagai Motif Batik Dikenakan Siswa

Lahat (2/10)—Pandangan berbeda pada hari ini 2 Oktober di SMA Santo Yosef. Biasanya siswa berseragam abu-abu kini mengenakan batik nusantara beraneka macam motif sebagai wujud kebinekaan. Hari ini merupakan hari batik nasional. Memperingati hari batik nasional siswa dan karyawan mengenakan kemeja batik. Berbagai motif batik khas sumatera selatan seperti motif kain batik songket, motif jumputan, kembang jepri, sisik ikan, gribik, dan motif kembang bakung terlihat dipakai siswa. Demikian juga motif daerah lain seperti motif kawung, sindur, ciptoning, cuwiri dari Yogyakarta. Motif batik Palembang identik dengan motif bunga dan warna cerah khas Melayu seperti merah dan kuning cerah yang juga terinspirasi dari warna kain songket.

Beberapa siswa terlihat kenakan batik terkenal Palembang, batik songket. Batik ini dulu hanya bangsawan yang menggunakan batik songket, sekarang sudah dipakai secara umum namun benang yang dipakai bukan benang asli dari emas. Motif kain batik songket dikenal pertama kali melalui penemuan arca di Candi Bumiayu, Muara Enim, Sumatera Selatan. Temuan itu diperkirakan berasal dari abad ke-11 hinggga ke-12. Motif hias songket  biasanya berbentuk flora dan fauna, yang masing-masing mempuyai arti perlambangan yang baik. Bunga cengkih, bunga tanjung, bunga melati, dan bunga mawar yang melambangkan kesucian, keanggunan, rezeki, dan segala kebaikan.

Batik diakui pada sidang keempat Komite Antar-Pemerintah tentang Warisan Budaya Tak-benda yang diselenggarakan UNESCO di Abu Dhabi pada 2 Oktober 2009. Pada sidang tersebut batik resmi terdaftar sebagai Karya Agung Budaya Lisan dan Tak Benda Warisan Manusia di UNESCO. Sebelumnya selain batik, UNESCO juga sudah mengakui keris dan wayang sebagai Karya Agung Budaya Lisan dan Tak Benda Warisan Manusia. Pengakuan UNESCO ini yang kemudian mendasari pemerintah Indonesia menetapkan tanggal 2 Oktober sebagai hari batik nasional. ***

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment