Article Detail
BELAJAR JUJUR DARI GALON
Kejujuran merupakan hal yang sangat langka ditemukan di era globalisasi saat ini. Padahal kejujuran merupakan hal yang sangat perlu ditumbuhkembangkan di dalam diri setiap individu. Namun, pada kenyataannya semua itu sangatlah sulit untuk diterapkan pada individu-individu. Walaupun sebenarnya kejujuran merupakan hal sederhana dan sangat mudah untuk diterapkan dalam kehidupan. Entah itu karena kebiasaan atau mungkin orang sudah mulai bosan dengan sebuah kejujuran atau mungkin karena kejujuran sangatlah mahal harganya.
Namun bukan berarti semua orang telah berhenti untuk perduli kepada kejujuran. Yayasan Tarakanita adalah salah satunya. Yayasan yang didirikan oleh para Suster-Suster Cinta Kasih Carolus Boromeous menyadari bahwa budaya kejujuran mulai jarang ditemukan. Maka dari itu, Yayasan Tarakanita mengadakan sebuah program yang disebut KPKC (Keadilan, Perdamaian, dan Keutuhan Ciptaan). Program ini dimaksudkan agar para siswa dan siswi di seluruh Yayasan Tarakanita di Indonesia menerapkan budaya cinta dan perduli terhadap lingkungan dan menjaga keutuhan dalam kehidupan.
Galon Kejujuran merupakan salah satu dari tujuh gerakan KPKC. Galon Kejujuran diadakan untuk memupuk kesadaran siswa agar dapat membiasakan hidup dengan kejujuran. Harga yang harus dibayar saat mengambil air dari Galon Kejujuran sesuai dengan banyaknya air yang diambil.
Galon Kejujuran memiliki dampak positif bagi siswa, yakni siswa dapat menerapkan nilai kejujuran di dalam kehidupan sehari-hari. Artinya, untuk berbuat jujur tidak harus selalu dipantau, tetapi merupakan kesadaran diri dari masing-masing siswa dan siswi. Sejauh ini, dari penghasilan yang didapat, terlihat bahwa siswa dan siswi SMA Santo Yosef Lahat merespon dengan baik. Ini terbukti dari keuntungan yang didapat dan belum pernah sekalipun mengalami kerugian berarti.
Tidak hanya kejujuran, tetapi siswa yang bertugas juga harus bertanggung jawab terhadap tiap-tiap galon yang terdapat di depan kelas. Mereka harus mengeluarkan dan memasukkan galon di dalam kelas dan juga memasang galon di dispenser yang telah disediakan. Saat ditemui pada hari Selasa (04/02) Pak Welly, salah satu koordinator Galon Kejujuran mengatakan bahwa galon kejujuran akan terus berjalan. “Galon Kejujuran ini dimulai pada Januari 2014 dan akan terus berjalan sebagai upaya dari sekolah untuk membudayakan sikap sikap jujur pada diri siswa dan siswi.” ujar pria yang mengajar sebagai Bahasa Indonesia ini.
Pak Welly juga mengatakan bahwa Galon Kejujuran diharapkan dapat membawa dampak positif bagi siswa dan siswi lulusan SMA Santo Yosef nantinya. Mereka diharapkan dapat menjadi pribadi yang utuh dan mencerminkan salah satu karakter yang ditanamkan oleh Yayasan Tarakanita selama ini.
Butuh Waktu Membudayakan Sikap Jujur
Pukul 09.15 WIB, bell istirahat pertama berbunyi. Sontak para siswa-siswi SMA Santo Yosef berhamburan dari ruang kelas. Setelah jajan di kantin, mereka menuju depan Ruang Biologi. Dengan botol di tangan, mereka mengisi air dari Galon Kejujuran yang disiapkan di sana.
Sebelum masuk kelas, mereka mengisi botol-botol mereka dari air yang ada di dalam Galon Kejujuran. Setengah botol mereka mesti keluarkan seribu rupiah dari kocek mereka. Uang bergambar Patimura itu mereka masukkan ke dalam kotak yang sudah disediakan di samping Galon Kejujuran.
Tujuan hadirnya Galon Kejujuran adalah mengajak siswa-siswi SMA Santo Yosef untuk mampu bersikap jujur dengan membayar air mineral yang diambilnya. Pihak sekolah menyarankan, agar setiap siswa membawa botol air mineral sendiri dari rumah. Sekolah tidak lagi menjual air mineral dalam kemasan botol atau gelas.
Botol yang baik digunakan adalah yang memiliki tanda segitiga dengan angka lima. Botol tipe ini bisa digunakan untuk botol minuman yang berulang kali dipakai. Botol ini tidak berbahaya bagi kesehatan tubuh.
Ada lima tempat yang disediakan untuk Galon Kejujuran. Pertama, di depan Lab. Biologi. Kedua, di depan Lab. Kimia. Ketiga, di depan Perpustakaan. Keempat, di depan Ruang Lima. Kelima, di depan Ruang Dua. Lima tempat ini dirasa cukup untuk memenuhi kebutuhan sekitar 400 murid yang ada di SMA St Yosef Lahat.
Meski sejak awal semester kedua Galon Kejujuran dicanangkan hadir, masih ada sejumlah murid yang mengeluh. Alasannya, ada yang masih merasa malu dan gengsi. Ada pula yang merasa malas untuk membawa botol kosong dari rumah. Ada yang merasa air mineral dalam bentuk cup masih lebih murah daripada harus membeli dari Galon Kejujuran seharga seribu rupiah.
Pendidikan kejujuran seperti yang diharapkan dari hadirnya Galon Kejujuran masih terasa jauh api dari panggang. Soalnya, masih ada sejumlah murid yang mau membayar ketika ada guru yang berada di dekat Galon Kejujuran. Kalau tidak dilihat, mereka berlalu begitu saja setelah mengisi botol-botol mereka.
-Tim Mapen-
-
there are no comments yet